Madiun – SMP Negeri 2 Madiun menggandeng Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun, Openmadiun Communicate dan Relawan TIK Madiun mengadakan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah dengan tajuk Workshop Remaja sebagai Penggerak Literasi Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Pada workshop ini menghadirkan tiga narasumber untuk mengisi workshop yang digelar 19-20 Juni 2019 di ruang Audio Visual Perpustakaan Kota Madiun dengan peserta 50 siswa di setiap harinya.
Tiga narasumber itu adalah Wakil Walikota Madiun, Inda Raya, Diana AV dari Perpustakaan DBuku dan Yosep Rusfendi dari OpenMadiun. Mereka berbagi pengalaman kepada peserta bagaimana menjadi penggerak literasi di era digital.
Kepala SMPN 2 Madiun, Fachtur Rahman mengatakan, workshop remaja penggerak literasi ini untuk mempersiapkan para peserta untuk menjadi para penulis dan jurnalis muda di lingkungan sekolah.
Menurut Fachtur Rahman, kegiatan ini akan menjadi awal dilaksanakannya program majalah daring atau majalah online untuk memfasilitasi karya para siswa dilingkungan SMPN 2 Madiun.
“Sekolah ingin memfasilitasi para penulis muda di lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan berkarya. karena ini masuk di era digital, maka kami juga ingin menyesuaikan sesuai dengan masa nya,” kata Fachtur.
Sementara itu, Yuni Setyowati, Kepala Perpustakaan Sekolah yang juga ketua Gerakan Literasi Sekolah SMPN 2 Madiun menyatakan sangat menaruh harapan besar dari kegiatan ini untuk menambah akselerasi kegiatan literasi di lingkungan sekolah.
” Kita sangat senang SMPN 2 Madiun ini menaruh perhatian besar di bidang giat literasi. Dimulai dengan pojok literasi yang sudah ada dan ikut dilombakan, dan saat ini kita ingin menyeimbangkan dengan upaya lahirnya para remaja yang dapat menjadi penggerak literasi ” imbuh Yuni.
Wakil Walikota Madiun, Inda Raya, yang juga menjadi salah satu pembicara utama, banyak memberikan motivasi dan tips bagaimana bisa memulai menulis. Inda Raya mengatakan bahwa menulis tidak harus memulai dengan sesuatu yang sulit atau berat.
” Mulailah dengan membuat jurnal harian. seperti menulis diary. Itu uadah awal yang sangat baik untuk menjadi seorang penulis. Buatlah catatan harian aktivitas sehari-hari, andai terkumpul, itu bisa menjadi bahan sebuah buku yang layak di terbitkan. ” kata Inda.
Inda juga mengatakan bahwa di era digital saat ini sudah banyak penerbit indie yang bisa memfasilitasi terbitnya buku-buku dari para penulis muda. Dia juga mengatakan sudah bicara dengan pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun untuk dapat memberikan fasilitas printer berstandart penerbitan buku, sehingga perpustakaan dapat memberikan fasilitas kepada para penulis buku pemula untuk menerbitkan karyanya dalam bentuk satuan.
“Seperti layanan penerbitan yang ada di online saat ini, penulis bisa menerbitkan buku walau hanya 1 eksemplar. Kita berharap hal seperti itu bisa terwujud perpustakaan kota Madiun ,” ujar Inda.
Sejalan dengan Inda Raya, Diana Sasa yang merupakan penulis dan pemilik perpustakaan Dbuku ini mengatakan bahwa menulis paling mudah di mulai dengan menulis catatan harian.
” Belajar menulis paling mudah dapat dimulai dengan menulis catatan harian. Tetapi harus diseimbangkan antara kegiatan membaca. Tidaklah mungkin kita bisa menjadi penulis jika jarang membaca. Membaca itu ibarat proses kita makan. Semakin banyak yang kita makan, semakin banyak yang kita serap,” kata Diana.
Diana juga banyak memberikan cara cepat dan mudah menyusun tulisan, seperti menyusun paragraf awal, membuat jembatan antar paragraf pada tulisan dan bagaimana menerbitan buku secara mandiri.
Para peserta dari kelas 7 SMPN 2 Madiun ini menyimak dengan seksama dan antusias apa yang disampaikan oleh para narasumber. (kwr)